Label

Label

Rabu, 18 November 2020

Let's Write

Let's Write

View Article

 

Ilustrasi orang menulis


Beberapa kenalan saya di pesantren sangat suka menulis buku harian. Bahkan ada yang membawanya ke mana-mana. Tentu bukan tanpa alasan. Saya pribadi sampai saat ini masih suka menulis di buku harian meski sudah jarang. 


Duh! Jadi curcol begini. Oke kembali pada fokus artikel kali ini, yaitu menulis dapat menyehatkan diri. By the way, menulis buku harian adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tulisan secara dialektika kebahasaan lho. 


Sobat Ruang baca mungkin juga suka menulis sekalipun bersifat temporal. Entah saat sedih, gembira, patah hati atau bahkan saat jatuh cinta. Biasanya ketika emosional keinginan untuk menulis meningkat bagi sebagian individu. Baik menulis di buku harian atau  di sosial media. 


Kita tidak bisa mengendalikan apa yang yang terjadi dalam diri, akan tetapi untuk mengendalikan sikap sebagai respon dari stimulus yang diterima bisa kita usahakan dan pelajari. Nah cara untuk memuaskan dan mengekspresikannya ini sangat bermacam-macam, tergantung individu yang bersangkutan. 


Menulis pada hakikatnya adalah hal yang luar biasa mengasikkan. Aktivitas ini dapat meningkatkan kesehatan, baik mental mau pun fisik. Bagaimana bisa, padahal menulis adalah pekerjaan biasa, tapi kenapa hasil yang ditawarkan bisa semenarik ini? Jika boleh, saya ingin sekali berkata a magic can you get with writing.


Menulis memang tidak bisa mengubah keadaan yang terjadi, akan tetapi ia bisa mengurangi beban emosi dan pikiran. Pikiran adalah mekanisme yang dimiliki oleh setiap individu yang ibarat mata uang memiliki dua sisi. Bisa membantu manusia pada puncak kebijaksanaan, namun juga bisa menjebak manusia ke dasar penderitaan yang dibangun oleh ilusi. 


Menulis memang tidak bisa mengubah keadaan yang terjadi, akan tetapi ia bisa mengurangi beban emosi dan pikiran.


Dan yang demikian terjadi karena stimulus dari alam sadar direspond dengan baik oleh alam bawah sadar. Dengan kata lain alam bawah sadar tidak pernah berdebat dengan alam sadar, meskipun yang diproses asumsi belaka. Selanjutnya alam bawah sadar atau emosi akan terjebak dalam asumsi-asumsi. 


Baca: Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


Sobat Ruang baca sebelumya kita sudah membahas tentang katarsis emosi atau pembersihan sistem energi yang terkurung. Dan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk melepas emosi adalah menulis. Oleh sebab itu menulis disinyalir dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Saat pikiran terbebas dari asumsi dan ilusi maka psikis akan terbebas dari emosi-emosi negatif. 


Baca: Katarsis Emosi Kendalikan Diri


Ada pun bukti ilmiah terkait kausal menulis dapat menyehatkan diri, diperkuat oleh Pennebaker dan Seagal melalui penelitian yang keduanya lakukan pada tahun 1997. Dari kesimpulan penelitian tersebut mereka menyampaikan bahwa menulis pengalaman personal secara afektif-emosional itu dapat meningkatkan kesahatan mental dan fisik. 


Jadi, apabila kita bingung bagaimana bercerita kepada orang lain tentang suatu pengalaman yang sangat menyakitkan dan mengganggu dalam hidup, kita tidak harus memaksakan diri untuk bercerita. Tetapi, penting untuk menuliskan pengalaman itu. 


Baca: Counterfactual Thinking


Nilai pentingnya pun tidak semata untuk mengenang pengalaman yang dilalui, melainkan untuk meringankan beban pikiran dan emosi. Sebab pikiran dan emosi yang terjebak beban berkepanjangan dapat menggangu kesehatan mental. 


Let's write! 


Minggu, 15 November 2020

Katarsis Emosi

Katarsis Emosi

View Article

Tidak habis pikir sekarang sudah memasuki pertengahan November. Itu artinya 2020 akan segera berlalu, dan sebentar lagi memasuki tahun 2021. Untuk memulai tahun baru biasanya harapan dari sebagian orang adalah menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sehat, dan bahagia. Tiga kata yang sudah menjadi mantra, sugesti, dan impian dalam pikiran dan hidup banyak orang. Tiga kata sederhana yang berkesinambungan, dan terikat satu sama lain. 


Katarsis


Mungkin teman-teman juga pernah bertanya kenapa semua orang memimpikan kindness, healthiness, and happiness. Dan bagaimana caranya agar ketiga kata kunci hidup di atas bisa diraih, sehingga kita menjadi manusia yang paling beruntung. Akhir-akhir ini memang banyak orang yang berminat mencari tahu tentang tutorial atau cara terkait banyak hal, sehingga jika Anda pergi ke toko buku, Anda akan menemui banyak buku dengan judul, seperti Seni Bahagia, Seni Hidup Minimalis, Seni Bersikap Bodo Amat, dan seni-seni yang lainnya. 


Mungkin selanjutnya Anda akan menyadari kenyataan tersebut dan mulai mempertanyakannya. Mungkin Anda juga kepikiran, kenapa bisnis motivasi dan training saat ini laku keras. Apa mungkin disebabkan oleh konsumen yang mengalami krisis motivasi atau bahkan krisis jati diri. Sebagai bahan pertimbangan, biasanya para produsen memperhatikan pangsa pasar dan menciptakan sesuatu yang menjadi kebutuhan para konsumen. 


Nah pertanyaannya, adakah tutorial eksak untuk mencapai kebahagiaan yang berlaku sepanjang hidup? Yang apabila mempraktikkannya Anda hanya akan bahagia dan lepas dari segala jenis penderitaan? 


Mungkin saja jawabannya adalah mustahil. Sebab diakui atau tidak Saya dan Anda sekalian pasti sedang atau akan berada dalam suatu masalah, atau tekanan dari keluarga, pasangan, teman atau bahkan diri sendiri. Sesekali kita butuh motivasi, namun dalam hal ini yang paling dibutuhkan adalah control diri, sikap. Kesimpulannya, kita perlu belajar mengatasi masalah dan tekanan yang tiada habisnya. 


Menurut Hurlock ketika emosi timbul pada individu terdapat energi fisik yang disiapkan untuk bertindak. Apabila energi fisik tersebut tidak dilepaskan keseimbangan tubuh akan terganggu. Demikian pula halnya, apabila keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani secara tepat dapat menimbulkan sikap yang tidak menyenangkan sehingga penyesuaian pribadi dan sosial kurang baik. 


Maka oleh sebab itu, kita perlu melakukan pembersihan sistem energi yang terkurung agar ekspresi emosi dapat dikendalikan. Dalam ilmu psikologi hal tersebut dikenal sebagai katarsis emosi. Katarsis adalah salah satu teknik untuk menyalurkan emosi yang terpendam, atau pelepasan kecemasan dan ketegangan yang ada dalam diri individu. Istilah katarsis sendiri dipopulerkan oleh seorang pelopor psikoanalisa, Sigmund Freud. Meski katarsis emosi belum tentu menghilangkan beban yang menjadi sebab luapan emosi, akan tetapi setidaknya dapat mengurangi beban akibat gejolak emosi. 


Untuk melakukan katarsis Anda perlu mencari cara untuk mengekspresikannya. Beberapa orang memilih menangis, tertawa, bernyanyi, menulis, bahkan berbicara sendiri. Namun jika Anda termasuk orang yang serius Anda bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif, bekerja, bermain bola atau berbagi cerita kepada orang terpercaya. 


Bravo! 



Minggu, 08 November 2020

Perempuan Bercerita

Perempuan Bercerita

View Article

 Perempuan Bercerita

Oleh: Iin Zaidah

Nyala api terlihat tak sabar untuk menjilat setiap senti dari molek tubuhku. Sebagaimana para lelaki jalang menatap tak sabar padaku. Kadang-kadang, mereka lebih pantas disebut predator paling berbahaya dan mematikan daripada disebut manusia. Kelakuannya yang suka mencari jajanan di luar rumah, sungguh menjijikkan. 

Perempuan bercerita

Senja hari ini perlahan karam di tepi garis laut yang jauh. Mungkin di sana para leluhur manusia setia menunggu abuku. Setelah kuakhiri hidupku mungkin aku akan masuk ke dalam daftar nama kesekian yang dilupakan. Tapi memang sebaiknya seperti itu. Daripada dikenang sebagai pemuas lelaki hidung belang, atau sebagai tetangga yang tidak punya etiket dalam bersosial.

 

Kini biarlah jasadku bermukim di semesta. Merasakan kesendirian tanpa kawan. Tak apa, kukira aku sudah cukup begini. Yang kurasakan diriku mengawang-awang. Tidak tahu seperti apa bentuknya, tapi aku bahagia. Sebab aku telah lepas, bebas dari jasad yang mengurungku. Jasad kotor yang telah digriyangi puluhan atau bahkan ratusan tangan lelaki, yang bahkan namanya saja tak aku tahu. 


Dalam peraturan lacur kelas atas kami dilarang bertanya nama pelanggan, karena dianggap tidak sopan. Sebagian besar kami tidak peduli selama yang datang adalah lelaki berkantong tebal. Tidak ada waktu untuk bertukar nama, apalagi basa-basi mengenalkan identitas satu sama lain. Sebisa mungkin transaksi diselesaikan dalam waktu yang cepat. Pelangganku menyelesaikan administrasi dan aku berikan jasa sesuai harapan mereka. Setelah itu, jika malam masih panjang aku masih bisa menerima beberapa tamu. 


***


Kurasa hidupku sudah tidak ada bedanya dengan kawanan kelelawar. Waktu seratus delapan puluh derajat terbalik. Setiap malam aku habiskan waktu di tempat dan suasana yang sama. Dentum musik yang keras mengisi setiap sudut ruang. Kerlap-kerlip lampu disko yang memusingkan kepala dan bau alkohol yang menguar dari setiap mulut pengunjung. 


Tempat orang berpesta dan melupakan carut-marut kehidupan keluarga, politik, ekonomi hingga asmara. Meski mungkin setelahnya, beban yang sama masih mengekor dan nyata ada. Tidak sedikitpun berkurang. Tidak setelah ia keluarkan beberapa lembar uang untuk meneguk beberapa botol minuman. Kesenangan tak ubahnya dunia. Dan kehidupan adalah asal-muasal masalah. Masalahnya, aku terlahir cantik. 


Aku tidak terlalu peduli pada urusan negara, namun tak jarang aku menghabiskan waktu siang di depan televisi. Untuk sekadar melihat berita harian. Ada begitu banyak penayangan mengenai penemuan bayi dengan perut atau plasenta yang berjuntai, bahkan ada pula yang melilit di leher. Menyedihkan sekali, menyadari betapa bobroknya kemanusiaan. Kadang aku berpikir bahwa setiap perempuan adalah lacur dalam satu atau lain bentuk. 


Dan dari sekian daftar yang berderet rapi di kepalaku, lacur kelas paling bawah adalah mereka yang melayani kekasihnya. Padahal masih dalam status pacar dan tidak lebih. Mereka melepas kehormatan dan harga dirinya dengan cuma-cuma. Atau mungkin karena iming-iming agar tidak diputus dan dicampakkan. Tanpa sadar bahwa itu adalah perpisahan yang tertunda. Aku sendiri memilih menjadi lacur yang bebas dan highclass. Tidak peduli bagaimana pandangan orang mengenai diriku. Kukira pekerjaan ini ada karena para lelaki. 


"Kau tampak lebih cantik dalam gaun gelap ini" puji seorang pelanggan setiaku. 


Aku tak sedikitpun tertarik melanjutkan omong kosong itu, jadi aku putuskan untuk menggodanya. Kurebahkan tubuhku ke kasur. Kubiarkan ujung gaunku tersingkap. Memperlihatkan bagian yang tertutup. Kutatap matanya jalang, sambil lalu menggigit jari dan membiarkan bibir yang merekah sedikit terbuka. "Apa kau merasa tergoda?"


"Malam ini kau sangat sempurna. Sungguh!" pujinya lagi. Membuatku sedikit melayang. 


Langkahnya mendekat. Lalu ia duduk di sampingku yang rebahan dalam pose yang sama. "Sebenarnya aku tak ingin segera menyelesaikan transaksi ini," ucapnya dengan kepala tertunduk. 


Dan diam-diam aku merasakan hal yang sama. Biar pun aku tidak kenal dirinya. Tidak tahu namanya. Tidak tahu keluarganya, namun aku telah menghabiskan beberapa malam dengannya. Kulitnya halus seperti bayi. Matanya indah, membuatku hanyut saat bercinta. Hidungnya yang mancung rasanya lebih mudah untuk menggapai ujung hidungku. Hanya dengan dia aku melibatkan perasaan saat bercinta. 


"Tapi aku tahu, kau tak cukup kaya untuk membeli seluruh waktuku, bukan?" Pertanyaan yang kulontarkan setiap ada pelanggan yang berniat memilikiku. 


Tak ada jawaban. Ia membiarkan pertanyaanku tergantung di udara. Setelah beberapa saat dalam diam, aku pusatkan perhatian pada gerak-geriknya yang gelisah. Berusaha menangkap apa yang ada dalam pikirannya. Namun kemudian ia bediri dan menarikku. Membawaku ke depan cermin, sehingga pada pantulannya aku melihat penyatuan antara aku dan dia. Dia memelukku dari belakang. Menenggelamkan kepalanya di pundakku. Dan mungkin saja ia larut pada aroma tubuhku. 


"Can you dance with me?" Ini adalah ajakan pertama setelah aku hidup melacur. 


***


"Aku akan menikah, "


*Kau akan menikah? Itu kabar bahagia."


Tapi dia sama sekali tidak menunjukkan raut bahagia. Dia hanya mengaduk-aduk makanannya. Dan sepertinya telah kehilangan selera untuk menyantapnya. "Ayo kita rayakan!" ajakku sambil mengelus punggung tangannya. 


"Ayolah! Minimal kita menghabiskan malam ini dengan hal-hal yang mustahil dilupakan," rajukku. 


Dan akhirnya dia mengikuti kemauanku. Barangkali aku tidak pernah sebergairah itu. Aku tidak bisa menikahinya namun di lain sisi aku tak ingin dilupakan olehnya. Jadi inilah satu-satunya cara untuk memilikinya; membuatnya tenggelam ke dasar bagian dalam diriku. 


Sayang sekali, itu adalah kali terakhir aku menghabiskan waktu dengan dirinya. Diam-diam aku rindu. Aku mulai kehilangan gairah untuk melayani para pelanggan yang datang, dan bahkan mulai jarang mangkal. Sampai sebagian pelangganku menemuiku ke rumah. 


"Aku lama tidak melihatmu" ucapnya setelah cukup lama membisu. 


"Akhir-akhir ini aku sakit," kilahku. 


"Kalau begitu aku pamit, lekaslah sembuh,"


Aku bersyukur, orang itu akhirnya pergi. Meninggalkanku bergelayut kembali dengan sepi yang sunyi. Berhari-hari aku memikirkan cara agar si dia bisa kembali, menemui diriku dan bercinta. Tapi apa yang bisa aku lakukan setelah aku menolaknya? 


Setelah cukup lama mengurung diri di rumah aku pun memutuskan untuk kembali bekerja. 


***


Mendadak pikiran gila ini muncul dalam pikiranku yang buntu. Oh, malangnya nasib lelaki di hadapanku ini. Tapi apa peduliku? Ibarat singa aku adalah singa betina yang terluka. Jadi tak apa, aku akan tetap melakukannya. Lagi pula tidak ada yang perlu aku risaukan setelah kematian. 


"Apa kau pernah berpikir untuk mati?" tanyaku mencari tahu. 


"Aku hidup untuk bersenang-senang, bukan untuk mati," jawabanya sarkastik.


"Ah, kau pasti sangat gemar hidup," lanjutku sedikit menyudutkan. 


Hening. 


"Katakan padaku, apa masih ada siksaan bagi calon jasad molek begini?"


"Apa kau merasa akan segera tiada?" tanyanya terkejut. 

"Aku sedang merencanakannya," jawabku lugas. 


"Sayang, jangan bermain-main dengan kematian," ujarnya sambil menarik diriku ke dalam pangkuannya. 


"Tidak, tidak. Justru aku ingin diriku sendiri yang menghabisiku. Bukan kematian."


"Syuttt..." 


"Aku ingin kita melakukannya dua belas jam penuh tanpa jeda."


Tanpa bersusah payah dia menyetujui bujukanku. Kemudian kami tenggelam dalam percintaan juga rencana-rencanaku. 


***


Seorang pendeta memimpin para pelayat dalam prosesi upacara. Di antara kerumunan orang-orang, dia memejamkan mata dan hanyut dalam mantra. Mungkinkah dia merasa kehilangan? Entahlah, yang pasti aku akan segera moksa. Dan aku akan lepas dari segala ikatan dunia. Terberkatilah semua orang yang dikira telah mati. Kulihat jasadku tergelatak cadas. Sendiri, abai, dan pasrah. 


Kuperhatikan tubuh yang membujur kaku. Rupanya dalam keadaan beku sekalipun, aku nampak cantik. Dengan bunga melati menutupi lubang hidung yang sempit. Pecahan kaca bertabur di atas mata, dan daun intaran menghiasi alis. Pantas saja sulit bagiku untuk lepas dari kutukan-kutukan ini. Semoga simbol-simbol itu tidak membangkitkan diriku kembali. Sebab sebentar lagi aku akan benar-benar moksa. Meninggalkan beban derita. 


Matahari telah tenggelam sepenuhnya.  Angin pantai meniup habis nyala api yang melalapku. Menyisakan abu kayu yang melebur dengan tulang-tulangku. 


Senin, 02 November 2020

Pukul Dua Belas Lewat Dua Puluh Menit

Pukul Dua Belas Lewat Dua Puluh Menit

View Article


     

Pukul Dua Belas Lewat Dua Puluh Menit     


                                         bagi: Asqa


Pukul dua belas lewat dua puluh menit, 

beratus kilo meter di samping kamarmu, 

mungkin aku telah rebah sebagaimana tanah

Tiada tahu bahwa semalam kau dalam beban pikiran. 


Kudengar, 

serak suaramu beradu dengan bunyi serangga


Hening. 

Malam sudah dalam

Ah, bagaimana aku mendakwamu atas kesalahan yang tak kau lakukan? 


Perlu kau tahu, aku menunggu tanpa batas waktu, maka apabila lelah, kau bisa sandarkan penatmu walau sebentar


Memang, 

kadang-kadang tempias waktu menghujankan jarum

Kehidupan menjadi badai pasir yang sanggup menelan apa pun


Jadi, biarkan segala yang menghimpit dada

Barangkali dengan itu kita tumbuh menjadi karang dilaut-Nya


Madura, 2020

Senin, 26 Oktober 2020

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates

View Article

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates


 Yups! Kali ini kita akan belajar tentang Saringan Tiga Lapis Ala Socrates. Artikel ini untuk mempertajam sikap kritis kita dalam menerima informasi atau berita. Agar tidak lagi termakan kabar bohong, lebih-lebih di masa pandemi ini. 


Orang mencari kebenaran

Dan lebih daripada itu, menjadi makhluk sosial yang dikenal sebagai individu yang menyenangkan juga bisa diusahakan dengan mempelajari dan mempraktikkan teori Socrates ini lho! Kok bisa? 


Sekadar informasi, kebanyakan orang awam membicarakan kejelekan orang lain tanpa tahu benar apa yang sebenarnya terjadi. Nah, bagaimana mau disukai rekan, tetangga, dan kerabat jika suka ngegosip! Kebenarannya juga gak jelas. Fix! Pekerjaan unfaedah


Agar, terhindar dari perbuatan yang sia-sia maka kita perlu tahu cara untuk mengantisipasi. Ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan. Hehe


Kembali pada fokus utama, mungkin bagi kalian yang suka filsafat kisah ini tidak lagi asing ya. Jadi, suatu hari Socrates, seorang filsuf yang masyhur karena pengetahuan dan kebijaksanaannya yang tinggi, bertemu dengan seorang pria. 


Pria tersebut hendak menceritakan kabar yang ia peroleh mengenai teman Socrates tersebut. Namun Socrates yang bijaksana menahan pria tersebut untuk langsung bercerita dan meminta sedikit waktu untuk memberikan tiga ujian kepada pria tersebut. 


"Apa itu?" Tanya si pria penasaran. "Ujian tiga saringan" jawab filsuf itu bijak. "Baiklah, katakan, apa saja?" lanjut si pria. 


1. KEBENARAN


"Apakah kabar yang Anda bawa untuk Saya sudah pasti benar?" kata Socrates mengajukan pertanyaan pertama. Namun, pria tersebut mengaku bahwa ia baru mendapat berita tersebut dan tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya. 


"Baiklah, mungkin Anda bisa melalui ujian saringan yang kedua, jika tidak bisa pada ujian saringan pertama," ucap Socrates pada si pria. Dan pria tersebut setuju pada apa yang dikatakan filsuf di hadapannya. 


Ingat, sebelum membagikan informasi pastikan dulu valid tidaknya informasi


2. KEBAIKAN


"Apakah kabar yang hendak Anda katakan kepada Saya adalah baik?" lanjut Socrates. Namun jawaban pria tersebut juga tidak memuaskan sama sekali. 


Kabar yang hendak disampaikan pada Socrates justru mengenai keburukan temannya dan itu tidak valid. Akan tetapi meskipun begitu, Socrates dengan sabar tetap melanjutkan ujian tiga saringan yang diajukan kepada pria pembawa berita tersebut. 


Lakukan cek & ricek. Apa substansi informasinya, good or bad


3. KEGUNAAN


"Apakah kabar mengenai teman Saya yang ingin Anda sampaikan pada saya itu berguna untuk Saya?" Pertanyaan terakhir untuk si pria pun disampaikan. 


"Sebenarnya berita ini sungguh tidak mendatangkan manfaat untukmu," jawab pria itu. 


Kemudian Socrates menyimpulkan, "kalau begitu jika apa yang ingin Anda sampaikan kepada Saya tidak benar, tidak pula baik, bahkan tidak berguna buat Saya. Kenapa Anda ingin menceritakannya kepada Saya?"


Sebaiknya jangan buang waktu dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna


Nah sobat Ruang Baca, bagaimana? Apa kalian tertarik mencoba Saringan Tiga Lapis Ala Socrates? Sekali-kali gakpapa dong hidup ala filsuf gitu, hihi... 


Ya sudah dulu, author masih ada Kelas Puisi Online. Sampai jumpa lagi. Bye bye... 


Baca juga: Pentingnya Jurnalisme


 

Sabtu, 24 Oktober 2020

Counterfactual Thinking

Counterfactual Thinking

View Article

Mengenal Counterfactual Thinking


 Kak, aku tuh kadang suka memutar ulang peristiwa di masa lalu tapi cenderung seperti orang menyesal dibanding tidak bisa move on. Aku kenapa ya kak? 


Counterfactual thinking


Hallo sobat Ruang Baca, how are you? My hope you are stay healty. Oke, kalian sudah melakukan kebaikan apa hari ini? Bukan untuk orang lain, tapi bagi dirimu sendiri. Lho, lho... kok bisa? Bisa dong, butuh penjelasan? Mari kita rinci bersama. 


Seperti mata rantai makanan, hidup manusia pun begitu. Contoh kecilnya, untuk mengisi gelas yang kosong, botol harus memiliki isi. Maksudnya, untuk bisa membantu orang lain kalian harus membantu diri kalian sendiri terlebih dahulu. Help your self to help other. Ya bagaimana membantu dan membahagiakan orang lain sedang membantu dan membahagiakan diri sendiri saja tidak mampu?


Jadi kebaikan apa yang sudah kalian berikan pada dirimu sendiri? Sudah ketemu nggak jawabannya? Belum? Biar kakak bantu. Your kindness for yourself is you know that your mind is wrong. Dan kalian ingin memperbaikinya. Kesadaran inilah yang dapat mengantarkanmu menjadi individu yang lebih baik dan bahagia. 


By the way, di dalam ilmu psikologi kebiasaan untuk memutar ulang kejadian masa lalu di dalam kepala dengan skenario berbeda disebut counterfactual thinking. Dalam kondisi tersebut kalian berpikir 'seandainya' yang terjadi adalah hal yang berbeda, dan bukan hal yang benar-benar sudah terjadi. 


Misal, seandainya dua puluh tahun yang lalu aku lebih mengerjakan banyak hal ketimbang yang tidak dikerjakan, pasti sekarang aku bahagia dan bebas dari penyesalan ini. Seandainya di bangku sekolah aku giat belajar, pasti aku tidak akan mengalami kesulitan setelah memutuskan masuk Perguruan Tinggi. Seandainya dulu aku tidak memaksakan kehendak dan mengikuti saran orang tua, pasti aku akan memiliki keluarga yang bahagia. 


Keadaan dimana kalian berandai-andai atau surprisingly itu normal dialami oleh individu. Hanya saja menyesali sesuatu dengan berlebihan tidak akan mendatangkan manfaat, justru akan menjadi masalah bagi kehidupan di masa mendatang. So, kita harus bijak menyikapinya ya, sobat ruang baca. Jangan sampai terjebak dalam penyesalan. 


Adapun sifat counterfactual thinking itu netral. Sikap kita yang membuatnya berdampak positif dan negatif. Sebab selain bisa menjebak kita dalam khayalan, counterfactual thinking juga bisa membuat kita lebih bisa memaknai hidup dan bersyukur, serta kita bisa belajar memperbaiki diri dari kesalahan di masa lalu. Dan itu artinya kondisi surprisingly tidak benar-benar buruk. 


"Banyak hal sederhana yang seringkali diperumit sama pikiran kita sendiri" _Marchella FP. NKCTHI


Wah... jangan sampai hidup kita diperumit oleh pikiran kita sendiri sobat! Untuk itu kalian harus tahu bagaimana cara memaksimalkan mekanisme pikiran. Kunjungi link di bawah ini ya. Hehe


Baca juga: Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


Selamat membangun self confidence!