Sajak Kulacino
Oleh: Iin Zaidah
bekas air di meja akibat gelasmu yang dingin menguap begitu saja, Kekasih
diam-diam aku curiga ada sihir di matamu yang indah
iya, pada manik matamu itu kulihat lindap senja larut pada kuncup malam, gelap dan menyesatkan
beberapa detik sebelum kita berhadapan pun, aku beriktikad
bahwa rindu hanya adjektiva yang bermakna rahasia,
namun keyakinanku sungguh keparat
renjana menjebakku dalam kepercayaan baru
di hadapanmu, wacana tinggallah wacana
dan kecurigaan hanya taksa yang tak beralasan