Label

Label

Tampilkan postingan dengan label Self Improvement. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Self Improvement. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Desember 2020

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Memperluas Jaringan

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Memperluas Jaringan

View Article

Sobat Ruang baca pernah nonton iklan yang menawarkan layanan unlimited nggak? Saya sangat tertarik pada cuplikan ini 




"Kini layarku sudah berkembang hingga ke pelosok negeri. Membawa kekuatan baru untuk menciptakan peluang yang mereka bilang kemustahilan. Wujudkan Indonesia maju bersama jaringan yang lebih luas dan kuat" 


Betewe jaringan yang akan saya bahas di sini bukan untuk internetan dan nelpon ya, hehe... 


Oh iya sobat Ruang baca, kalau dipikir-pikir lagi kita itu mirip-mirip internet yang membutuhkan jaringan yang luas dan kuat untuk berselancar sesuai keinginan dan kebutuhan. Coba diingat baik-baik bagaimana kekesalan kita saat jaringan yang digunakan lemotnya minta ampun. Butuh waktu lama untuk menampilkan yang kita searching. Ya kan? Selain menguji kesabaran juga tidak bisa terlalu diandalkan. 


Mari bayangkan hal yang sama terjadi pada diri kita. Posisikan diri kita sebagai jaringan yang lemot itu. Misalnya jarak yang ingin kita tempuh dengan berjalan kaki sepanjang 2 kilometer lebih. Butuh berapa waktu untuk sampai pada tujuan? Sebaliknya berapa banyak waktu yang kita butuhkan jika kita menempuhnya dengan alat transportasi? 


Tentu perjalanan yang ditempuh akan lebih cepat sampai dengan menggunakan alat transportasi baik itu motor, mobil atau angkutan umum. Yah kira-kira begitulah sobat Ruang baca. Berikut 5 manfaat memiliki banyak teman atau jaringan yang kuat. 


1. Mudah mendapat pekerjaan


Mungkin suatu waktu anda mencari pekerjaan ke sana kemari dan tidak satu pun lowongan pekerjaan yang menerima anda sebagai karyawan baru. Saat anda mulai putus harapan tiba-tiba salah seorang rekan lama anda menghubungi anda dan bercerita perihal kesulitan yang dialaminya. Ia kesulitan untuk menemukan karyawan yang kompeten. Setelah mendengarkan keluh kesah rekan anda tersebut anda bisa mengajukan diri untuk menjadi karyawan di tempatnya. 


2. Mempermudah jalan mencapai cita-cita


Untuk mencapai kehidupan yang kita mau kita harus memiliki kompetensi dan jaringan. Kompetensi sebagai senjata untuk bertahan dan jaringan sebagai alat transportasinya. Kompetensi tanpa jaringan atau sebaliknya, sangat berpengaruh pada waktu yang kita butuhkan. Sedang, lama atau bahkan lama sekali. 


Jika diperhatikan tidak jarang kita mendapati teman kelas yang semasa sekolah menjadi kebanggaan guru ternyata setelah lulus tidak menjadi apa-apa. Justru sebaliknya teman yang kesohor nakal ternyata tumbuh menjadi orang yang hebat dan meraih kesuksesannya. Kuncinya apa? Kenapa dia bisa sukses? Padahal di sekolah dia nakal dan tidak ada pintar-pintarnya. Terkadang pertanyaan-pertanyaan semacam itu muncul dengan sendirinya. 


3. Saling support


Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu waktu kita dapat terjatuh, putus asa, merasa sangat nelangsa karena masalah keluarga, pekerjaan, atau masalah dengan atasan. Di saat demikian kesadaran untuk berbagi itu ada cuma kadang kita bingung mau berbagi pada siapa, apalagi jika anda masih sendiri. 


Berbeda jika anda punya teman. Anda bisa menceritakan masalah dan kesulitan yang anda alami tanpa merasa takut dihakimi dan diceritakan kepada orang lain. Anda tentu akan merasa lebih lega setelah mengeluarkan segala unek-unek dan anda pun akan lebih mudah menemukan jalan keluar. 


4. Dapat menumbuhkan perasaan dicintai


Perasaan merasa dicintai dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Dengan memiliki banyak teman dan dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita secara otomatis kita akan merasa berharga. Kita akan menemukan kebahagian dalam setiap candaan yang dilontarkan atau sapa rindu yang mengebu-gebu. 


5. Meningkatkan rasa percaya diri


Sebagaimana yang diulas pada poin ke empat, perasaan dicintai dapat meningkatkan kepercayaan diri. Percaya diri sendiri adalah salah satu hal positif yang mesti dimiliki setiap individu. Orang yang tidak percaya diri seringkali merasa tidak berarti. Bahkan bisa jadi saat berkumpul dengan banyak orang muncul perasaan nervous yang berlebihan. 


6. Hidup lebih hemat


Kebayang nggak? Pernah suatu ketika saya ikut teman membeli mainan anak-anak ke toko langganan. Kebetulan si pemilik toko adalah kenalan teman saya. Dari cara komunikasinya bisa disimpulkan bahwa mereka sudah lama kenal dan sangat akrab. 


Beberapa menit kami terlibat percakapan basa-basi. Tidak lama kemudian, setelah membantu memilah dan memilih barang milik teman, saya berniat membeli satu prodak di toko itu dan saya yang notabene orang asing juga mendapat potongan harga, meski tidak seberapa. Tapi yang namanya kenalan pasti diberi harga yang lebih murah dari patokan harga aslinya. 



Bravo! 

Rabu, 18 November 2020

Let's Write

Let's Write

View Article

 

Ilustrasi orang menulis


Beberapa kenalan saya di pesantren sangat suka menulis buku harian. Bahkan ada yang membawanya ke mana-mana. Tentu bukan tanpa alasan. Saya pribadi sampai saat ini masih suka menulis di buku harian meski sudah jarang. 


Duh! Jadi curcol begini. Oke kembali pada fokus artikel kali ini, yaitu menulis dapat menyehatkan diri. By the way, menulis buku harian adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tulisan secara dialektika kebahasaan lho. 


Sobat Ruang baca mungkin juga suka menulis sekalipun bersifat temporal. Entah saat sedih, gembira, patah hati atau bahkan saat jatuh cinta. Biasanya ketika emosional keinginan untuk menulis meningkat bagi sebagian individu. Baik menulis di buku harian atau  di sosial media. 


Kita tidak bisa mengendalikan apa yang yang terjadi dalam diri, akan tetapi untuk mengendalikan sikap sebagai respon dari stimulus yang diterima bisa kita usahakan dan pelajari. Nah cara untuk memuaskan dan mengekspresikannya ini sangat bermacam-macam, tergantung individu yang bersangkutan. 


Menulis pada hakikatnya adalah hal yang luar biasa mengasikkan. Aktivitas ini dapat meningkatkan kesehatan, baik mental mau pun fisik. Bagaimana bisa, padahal menulis adalah pekerjaan biasa, tapi kenapa hasil yang ditawarkan bisa semenarik ini? Jika boleh, saya ingin sekali berkata a magic can you get with writing.


Menulis memang tidak bisa mengubah keadaan yang terjadi, akan tetapi ia bisa mengurangi beban emosi dan pikiran. Pikiran adalah mekanisme yang dimiliki oleh setiap individu yang ibarat mata uang memiliki dua sisi. Bisa membantu manusia pada puncak kebijaksanaan, namun juga bisa menjebak manusia ke dasar penderitaan yang dibangun oleh ilusi. 


Menulis memang tidak bisa mengubah keadaan yang terjadi, akan tetapi ia bisa mengurangi beban emosi dan pikiran.


Dan yang demikian terjadi karena stimulus dari alam sadar direspond dengan baik oleh alam bawah sadar. Dengan kata lain alam bawah sadar tidak pernah berdebat dengan alam sadar, meskipun yang diproses asumsi belaka. Selanjutnya alam bawah sadar atau emosi akan terjebak dalam asumsi-asumsi. 


Baca: Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


Sobat Ruang baca sebelumya kita sudah membahas tentang katarsis emosi atau pembersihan sistem energi yang terkurung. Dan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk melepas emosi adalah menulis. Oleh sebab itu menulis disinyalir dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Saat pikiran terbebas dari asumsi dan ilusi maka psikis akan terbebas dari emosi-emosi negatif. 


Baca: Katarsis Emosi Kendalikan Diri


Ada pun bukti ilmiah terkait kausal menulis dapat menyehatkan diri, diperkuat oleh Pennebaker dan Seagal melalui penelitian yang keduanya lakukan pada tahun 1997. Dari kesimpulan penelitian tersebut mereka menyampaikan bahwa menulis pengalaman personal secara afektif-emosional itu dapat meningkatkan kesahatan mental dan fisik. 


Jadi, apabila kita bingung bagaimana bercerita kepada orang lain tentang suatu pengalaman yang sangat menyakitkan dan mengganggu dalam hidup, kita tidak harus memaksakan diri untuk bercerita. Tetapi, penting untuk menuliskan pengalaman itu. 


Baca: Counterfactual Thinking


Nilai pentingnya pun tidak semata untuk mengenang pengalaman yang dilalui, melainkan untuk meringankan beban pikiran dan emosi. Sebab pikiran dan emosi yang terjebak beban berkepanjangan dapat menggangu kesehatan mental. 


Let's write! 


Minggu, 15 November 2020

Katarsis Emosi

Katarsis Emosi

View Article

Tidak habis pikir sekarang sudah memasuki pertengahan November. Itu artinya 2020 akan segera berlalu, dan sebentar lagi memasuki tahun 2021. Untuk memulai tahun baru biasanya harapan dari sebagian orang adalah menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sehat, dan bahagia. Tiga kata yang sudah menjadi mantra, sugesti, dan impian dalam pikiran dan hidup banyak orang. Tiga kata sederhana yang berkesinambungan, dan terikat satu sama lain. 


Katarsis


Mungkin teman-teman juga pernah bertanya kenapa semua orang memimpikan kindness, healthiness, and happiness. Dan bagaimana caranya agar ketiga kata kunci hidup di atas bisa diraih, sehingga kita menjadi manusia yang paling beruntung. Akhir-akhir ini memang banyak orang yang berminat mencari tahu tentang tutorial atau cara terkait banyak hal, sehingga jika Anda pergi ke toko buku, Anda akan menemui banyak buku dengan judul, seperti Seni Bahagia, Seni Hidup Minimalis, Seni Bersikap Bodo Amat, dan seni-seni yang lainnya. 


Mungkin selanjutnya Anda akan menyadari kenyataan tersebut dan mulai mempertanyakannya. Mungkin Anda juga kepikiran, kenapa bisnis motivasi dan training saat ini laku keras. Apa mungkin disebabkan oleh konsumen yang mengalami krisis motivasi atau bahkan krisis jati diri. Sebagai bahan pertimbangan, biasanya para produsen memperhatikan pangsa pasar dan menciptakan sesuatu yang menjadi kebutuhan para konsumen. 


Nah pertanyaannya, adakah tutorial eksak untuk mencapai kebahagiaan yang berlaku sepanjang hidup? Yang apabila mempraktikkannya Anda hanya akan bahagia dan lepas dari segala jenis penderitaan? 


Mungkin saja jawabannya adalah mustahil. Sebab diakui atau tidak Saya dan Anda sekalian pasti sedang atau akan berada dalam suatu masalah, atau tekanan dari keluarga, pasangan, teman atau bahkan diri sendiri. Sesekali kita butuh motivasi, namun dalam hal ini yang paling dibutuhkan adalah control diri, sikap. Kesimpulannya, kita perlu belajar mengatasi masalah dan tekanan yang tiada habisnya. 


Menurut Hurlock ketika emosi timbul pada individu terdapat energi fisik yang disiapkan untuk bertindak. Apabila energi fisik tersebut tidak dilepaskan keseimbangan tubuh akan terganggu. Demikian pula halnya, apabila keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani secara tepat dapat menimbulkan sikap yang tidak menyenangkan sehingga penyesuaian pribadi dan sosial kurang baik. 


Maka oleh sebab itu, kita perlu melakukan pembersihan sistem energi yang terkurung agar ekspresi emosi dapat dikendalikan. Dalam ilmu psikologi hal tersebut dikenal sebagai katarsis emosi. Katarsis adalah salah satu teknik untuk menyalurkan emosi yang terpendam, atau pelepasan kecemasan dan ketegangan yang ada dalam diri individu. Istilah katarsis sendiri dipopulerkan oleh seorang pelopor psikoanalisa, Sigmund Freud. Meski katarsis emosi belum tentu menghilangkan beban yang menjadi sebab luapan emosi, akan tetapi setidaknya dapat mengurangi beban akibat gejolak emosi. 


Untuk melakukan katarsis Anda perlu mencari cara untuk mengekspresikannya. Beberapa orang memilih menangis, tertawa, bernyanyi, menulis, bahkan berbicara sendiri. Namun jika Anda termasuk orang yang serius Anda bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang positif, bekerja, bermain bola atau berbagi cerita kepada orang terpercaya. 


Bravo! 



Sabtu, 24 Oktober 2020

Counterfactual Thinking

Counterfactual Thinking

View Article

Mengenal Counterfactual Thinking


 Kak, aku tuh kadang suka memutar ulang peristiwa di masa lalu tapi cenderung seperti orang menyesal dibanding tidak bisa move on. Aku kenapa ya kak? 


Counterfactual thinking


Hallo sobat Ruang Baca, how are you? My hope you are stay healty. Oke, kalian sudah melakukan kebaikan apa hari ini? Bukan untuk orang lain, tapi bagi dirimu sendiri. Lho, lho... kok bisa? Bisa dong, butuh penjelasan? Mari kita rinci bersama. 


Seperti mata rantai makanan, hidup manusia pun begitu. Contoh kecilnya, untuk mengisi gelas yang kosong, botol harus memiliki isi. Maksudnya, untuk bisa membantu orang lain kalian harus membantu diri kalian sendiri terlebih dahulu. Help your self to help other. Ya bagaimana membantu dan membahagiakan orang lain sedang membantu dan membahagiakan diri sendiri saja tidak mampu?


Jadi kebaikan apa yang sudah kalian berikan pada dirimu sendiri? Sudah ketemu nggak jawabannya? Belum? Biar kakak bantu. Your kindness for yourself is you know that your mind is wrong. Dan kalian ingin memperbaikinya. Kesadaran inilah yang dapat mengantarkanmu menjadi individu yang lebih baik dan bahagia. 


By the way, di dalam ilmu psikologi kebiasaan untuk memutar ulang kejadian masa lalu di dalam kepala dengan skenario berbeda disebut counterfactual thinking. Dalam kondisi tersebut kalian berpikir 'seandainya' yang terjadi adalah hal yang berbeda, dan bukan hal yang benar-benar sudah terjadi. 


Misal, seandainya dua puluh tahun yang lalu aku lebih mengerjakan banyak hal ketimbang yang tidak dikerjakan, pasti sekarang aku bahagia dan bebas dari penyesalan ini. Seandainya di bangku sekolah aku giat belajar, pasti aku tidak akan mengalami kesulitan setelah memutuskan masuk Perguruan Tinggi. Seandainya dulu aku tidak memaksakan kehendak dan mengikuti saran orang tua, pasti aku akan memiliki keluarga yang bahagia. 


Keadaan dimana kalian berandai-andai atau surprisingly itu normal dialami oleh individu. Hanya saja menyesali sesuatu dengan berlebihan tidak akan mendatangkan manfaat, justru akan menjadi masalah bagi kehidupan di masa mendatang. So, kita harus bijak menyikapinya ya, sobat ruang baca. Jangan sampai terjebak dalam penyesalan. 


Adapun sifat counterfactual thinking itu netral. Sikap kita yang membuatnya berdampak positif dan negatif. Sebab selain bisa menjebak kita dalam khayalan, counterfactual thinking juga bisa membuat kita lebih bisa memaknai hidup dan bersyukur, serta kita bisa belajar memperbaiki diri dari kesalahan di masa lalu. Dan itu artinya kondisi surprisingly tidak benar-benar buruk. 


"Banyak hal sederhana yang seringkali diperumit sama pikiran kita sendiri" _Marchella FP. NKCTHI


Wah... jangan sampai hidup kita diperumit oleh pikiran kita sendiri sobat! Untuk itu kalian harus tahu bagaimana cara memaksimalkan mekanisme pikiran. Kunjungi link di bawah ini ya. Hehe


Baca juga: Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


Selamat membangun self confidence! 










 






Kamis, 15 Oktober 2020

Manfaat Tersenyum

Manfaat Tersenyum

View Article
 Sahabat Ruang baca sudah senyumkah hari ini? Jangan sampai lupa ya, karena selain membuat mood kacau dampaknya juga merembet pada proses peremajaan kulit wajah. Mau cepet tua? Hehe, just kidding! 


Ngomong-ngomong sudah beberapa hari terakhir penulis tidak membagikan artikel di blog ini. So, edisi kali ini, tentang Mengenal Tiga Manfaat Tersenyum khusus ditulis untuk memotivasi sahabat Ruangbaca, dan sebagai bahan refleksi bagi penulis agar lebih semangat senyumnya. 


Tapi jangan sampai berlebihan, soalnya yang berlebih-lebihan seringkali tidak berakhir dengan baik. 


Mengetahui manfaat seyum


Capa-capanya cukup dulu. Langsung saja, cekidot! 


Mengutip laman Wikipedia, dijelaskan bahwa dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagiaan dan rasa senang.


Umumnya orang tersenyum karena perasaan bahagia. Namun senyum juga bisa disebabkan oleh kesengajaan karena ada sesuatu yang membuat kita tersenyum. Coba kalian perhatikan, orang yang tersenyum tidak hanya menjadi lebih cantik, tapi juga enak dipandang mata. Kesannya sangat adem sobat. 


Selain menambah kesan yang baik, senyum bisa menambah nilai ibadah lhoo. Kok bisa? Sebab, tersenyum di hadapan saudaramu adalah shadaqah. Hayoo.. mulai sekarang rajin rajinlah tersenyum. Hihi... 


Nah! Ini dia alasan alasan kenapa kita perlu tersenyum. Mari simak bersama apa saja poin-poinnya. 


1. Mengurangi Stress



Biasanya saat stres kita cenderung berwajah masam, kusut, dan garis bibir apabila tidak ditarik ke bawah pasti datar. Menambah kesan badmood atau mood buruk. 


Senyum menjadi hal paling tidak terpikirkan saat suasana hati buruk, entah karena patah hati, kecewa, atau karena ada konflik dengan pasangan dan atau keluarga. 


Untuk membuktikan bahwa senyum bisa mengurangi stres, sahabat Ruangbaca bisa mempraktikkannya ketika dalam masalah atau saat sedih. Tidak perlu mempermasalahkan tulus tidaknya. Lakukan saja. Perasaan lebih baik akan datang dengan sendirinya. Kok bisa? 


Ya bisa lah! Karena gerak tubuh bisa menipu alam sadar. Gerak tubuh yang positif akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke alam sadar yang kemudian diterima oleh alam bawah sadar. 


Baca juga: Cara Tepat Menggunakan Pikiran


2. Memperbaiki mood



Bangun pagi, tapi mood sudah buruk. Kan gak lucu ya, memulai hari dengan suasana hati yang tidak menyenangkan. Pasti kesannya hari yang dialami sangat panjang dan berat untuk dilalui. 


Sahabat Ruangbaca pernah mengalaminya? Jika iya lakukan ini: pikirkan seolah segalanya baik-baik saja, tidak ada masalah yang perlu dipikirkan dan, tersenyumlah! 


Lakukan juga saat sedih. Bukan tidak mungkin suasana hati atau mood akan membaik. Kenapa? Alasan yang sama terpapar jelas pada poin pertama. 


Baca juga: Menjadi Single Bahagia


 3. Hidup lebih bahagia



Dengan senyum pula hidup akan lebih bahagia, karena stres berkurang, dan susana hati atau mood baikan. Hidup menjadi tenang dan lebih bahagia. Pikiran negatif terminimalisir dan pikiran-pikiran positif menjadi lebih kuat memancar pada aura tubuh kita. 


Karena, pada dasarnya yang membuat kita tidak bahagia, cemas, dan sedih bukan karena peristiwa yang kita alami, melainkan pikiran kita yang tidak terkendali. Adapun setiap hal pada dasarnya netral ya sobat Ruangbaca. 


Baca juga: Membangun Rasa Percaya Diri Dengan 5 Langkah Sederhana


Terlepas dari ulasan di atas, sobat Ruangbaca tentu lebih kenal dan lebih tahu tindakan apa yang mesti dilakukan untuk mencapai kesempurnaan hidup, ketenangan jiwa. Artikel ini ditulis murni untuk berbagi. Serta sebagai bahan pertimbangan untuk ke depannya. Dan semoga bermanfaat! 






.






 







Kenapa Mereka Memutuskan Melajang?

Kenapa Mereka Memutuskan Melajang?

View Article


Kenapa Mereka Memutuskan Melajang? 


Sahabat Ruangbaca, kalian pernah menjumpai seseorang yang sudah cukup berusia namun masih hidup melajang? Kenapa sih mereka memilih melajang? Apa mereka tidak kesepian? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya seputar ini. 


Baiklah, kita akan membahasnya. Tapi sebelum masuk dalam pembalasan yang lebih serius, kalian sudah membaca artikel artikel sebelumnya nggak? Soalnya artikel yang saya tulis memiliki kesinambungan lho... 


Kenapa Mereka Memutuskan Lajang?


Oh iya, kembali pada fokus ulasan! 


Dalam masalah ini terdapat beberapa probabilitas yang memicu keraguan seseorang untuk membangun rumah tangga. Ujung-ujungnya mereka memilih untuk bahagia hidup melajang. Kenapa? Berikut beberapa alasan yang penulis dapat kumpulkan dan share. Joom kita simak bersama! 


1. Tidak siap menikah 


Resepsi


Kemungkinan pertama, takut pada pernikahan karena tidak siap membangun komitmen dengan orang lain yang notabene baru. Masuk akal dong jika ada rasa takut untuk memulai sebuah hubungan sama orang lain. Apalagi jika orang yang dijodohkan dengan kita adalah orang yang tidak kita kenal sama sekali. Perasaan was-was sudah pasti melanda


Baca juga: Menjadi Single Bahagia


2. Takut bosan pada pasangan


Bosan


Beberapa orang cenderung cepat merasa bosan pada suatu dan beberapa hal. Nah apa. yang akan terjadi jika setiap bangun tidur, sarapan, makan siang, malam, hingga tidur lagi kita bertemu denganmu orang yang sama? Sudah gak kebayang betapa bosannya. 

Bayangan-banyang seperti di atas membuat seseorang semakin khawatir, dan membuat dirinya terjebak ke dalam khayalan semu, yang sebenarnya tidak perlu di risaukan. 


Baca juga; Hubungan yang baik


3. Takut mengalami KDRT


Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Untuk poin ini sangat miris ya sobat madam. Coba posisikan diri kita sebagai orang yang mengalami brokenhome. Melihat pertengkaran orang tua yang tidak ada habisnya dan atau tidak harmonis. Tentu itu akan membangun trauma dalam diri orang yang terlibat. 

Kekerasan-kekerasan yang ia lihat dalam keluarga dan lingkungannya membangun rasa takut akan bahaya KDRT yang dapat menimpa dirinya setelah berkeluarga. 


4. Takut tidak bahagia dan terkekang


Stress


Ini biasanya dipicu oleh kejadian yang terjadi di sekitar. Atau memang orang yang bersangkutan adalah pencinta kebebasan. Jadi membayangkan pernikahan sama halnya dengan hidup dalam jeruji penjara. Lebih-lebih sister nih, karena stigma masyarakat adalah perempuan sebaiknya tempatnya di rumah meliputi dapur, kasur, dan sumur. 


Baca juga: Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


5. Trauma


Broken home


Trauma bisa karena masa lalu atau karena melihat kejadian yang menimpa orang-orang sekitarnya atau bahkan karena pengalam pribadi yang tidak menyenangkan. Seperti gagal dalam mempertahankan beberapa hubungan yang sempat ia bangun dan bina. Akibat mengalami kisah cinta yang kurang beruntung. Nah kenyataan ini bisa membuat trauma juga. 


Baca juga: Tuhan Maha Baik


Untuk sahabat Ruang Baca, jika di antara kalian kebetulan mengalami salah satu poin di atas atau bahkan sampai beberapa poin, maka sekarang sudah saatnya bangkit dari keterpurukan masa lalu. Benar, tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, namun kita bisa membangun masa depan yang lebih baik. So, bangkitlah dan maafkan kesalahan yang terjadi di masa lalu. 


Bravo! 

 Menjadi Single Bahagia

Menjadi Single Bahagia

View Article


Menjadi Single Bahagia

Halo sahabat Ruangbaca! Pada postingan kali ini kita akan membahas seputar status yang berkonotasi pada relationship. Bukan sebatas status Kartu Tanda Penduduk. Serta bukan status di Facebook yang mengacu pada hubungan yang menggantung. Atau dalam istilah kerennya Hubungan Tanpa Status, wkwkwk.. 


Kalian jangan sampai mau digantung. Masak tidak tersinggung diperlakukan selayaknya pakaian. Duhhh, jangan sampai kejadian, soalnya hubungan yang tidak jelas, khusunya buat sister nih, akan sangat menggangu hati dan pikiran. Mending makan nasi daripada mamam ati. Memang sih gak sakit sakit amat, tapi tetap saja gak enak! Haha berdasar pengalaman pribadi. 


Kembali ke fokus utama. Sebagaimana yang kita ketahui ada banyak macam istilah untuk menandai sebuah status, di antaranya berpacaran, menikah, sampai TTM. Namun bagaimana dengan nasib yang melajang atau memilih sendiri? Bagi yang memiliki pasangan (couple) sudah tentu hari-hari yang dilalui lebih berwarna. Bisakah bahagia dalam hidup melajang (single)? 


Perlu diketahui, pada dasarnya baik couple mau pun single sama-sama dapat hidup bahagia. Bahkan status couple tidak dapat menjamin bahwa seseorang hidup bahagia. Faktanya banyak perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 


Dan sebaliknya, tidak sedikit orang single yang bahagia dalam menjalani kehidupannya. Selain itu single juga mengindikasikan bahwa orang tersebut leluasa melakukan hobi, dan mengembangkan skill dalam dirinya daripada couple. 


Sorry sobat madam, bukan maksud penulis pro single. Karena seperti mata uang menjadi single juga tidak menjamin seseorang bahagia. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kalian yang memilih single. Apa saja? Yuk.. intip segera! 


Nah, sahabat Ruangbaca, di bawah ini beberapa hal yang bisa kalian lakukan untuk memaksimalkan kesempatan kalian selama masih single, sendiri, dan lajang. Yuk simak! 


1) Kejar mimpimu biar pun sendirian


 Jangan sampai menunda-nunda kesempatan dengan dalih menunggu teman yang mau berjuang bersama. Ingat! Tidak ada yang menjamin teman yang kamu tunggu juga menunggumu. So, segera lakukan! 


2) belajar tentang apa pun yang kalian sukai


Buat kalian yang suka nulis, salurkan kemampuan dengan mulai membangun Blog, Wattpad, atau Webtoon. Buat kalian yang suka tampil di depan layar, cobalah untuk mengeksplorasi skill, bisa melalui Youtube, Tiktok. Atau buat kalian yang, katakanlah gamers, tekuni, seriusi, jadikan profesi. Bukankah menjalani profesi yang berangkat dari hobi akan lebih menyenangkan? Jadi tunggu apalagi? Oh iya, simak dulu materi selanjutnya agar wawasannya tidak parsial. 


3) Teruslah menyayangi keluarga


Terkadang kita melewati momen kebersamaan dengan keluarga karena terlalu sibuk, atau terlalu asik bermain sosial media. Sesekali luangkan waktu menikmati dan mensyukuri kesempatan bersama keluarga. Jangan sampai menyesal saat orang tua sudah terlanjur tiada. Sebab, seringkali waktu tiba-tiba sudah berlalu begitu cepat, tanpa kita sadari. 


4) Hidupkan kebahagiaan melalui hobi


Poin ini tidak jauh berbeda dengan poin kedua, ya sahabat Ruangbaca. Jadi pahami betul substansi yang diulas pada poin keduan di atas. Langsung pada poin terakhir. 


5) Tetap semangat menjalani hidup


Buang pikiran-pikiran negatif dan bergeraklah menuju perubahan positif! Mau tunggu apalagi? Ini adalah saat terbaik untuk menuju perubahan yang dinamik. 


Bravo! 

Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran

Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran

View Article
Cara Tepat Menggunakan Pikiran

Cara Tepat Memanfaatkan Pikiran


Kekuatan yang paling menakjubkan akan menjadi milik kita bila kita telah belajar menggunakan pikiran. (Anonim) 


Di dalam kehidupan sehari-hari, menjumpai orang yang pandai bersyukur dan menerima segala apa yang terjadi dan tidak terjadi bisa dikategorikan sebagai hal langka atau jarang. Sebab, jumlah orang di sekitar tempat kita tinggal lebih banyak yang suka mengeluh, merasa tidak percaya diri, merasa tidak berguna, dan bahkan ada yang sampai berpikiran untuk mengakhiri hidup. Artinya, di lingkungan kita lebih banyak orang yang tidak bahagia daripada yang merasa bahagia. Bagaimana dengan Anda? Sudah seberapa jauh Anda telah belajar menggunakan pikiran Anda? 


Kenapa pikiran? Pikiran adalah mekanisme canggih yang membantu manusia dalam mengetahui, menganalisis, dan memahami kehidupan. Akan tetapi, di lain sisi pikiran bisa mendatangkan bahaya, sebab potensi pikiran yang lain adalah menjebak kita dalam sebuah asumsi atau suatu kondisi yang diyakini sebagai realitas. 


Untuk itu, pada artikel kali ini penulis akan membahas seputar pikiran. Selain untuk menjawab rasa penasaran pembaca juga untuk dijadikan bahan refleksi, baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. 


Dr. Jorseph Murphy (1997) membagi pikiran menjadi dua tingkat, yaitu pikiran alam sadar atau rasional, dan pikiran alam bawah sadar atau irasional. Dalam kesehariannya manusia berpikir dengan menggunakan pikiran sadar. Pikiran-pikiran tersebut masuk ke dalam pikiran alam bawah sadar. Pikiran alam bawah sadar ini merupakan pikiran kreatif yang menampung segala pikiran rasional. 


Hal terpenting untuk diingat ialah ketika alam bawah sadar menerima suatu ide dari pikiran alam sadar ia akan melaksanakannya. Jadi secara otomatis apabila kita berpikir positif, kebaikan akan mengikuti, dan sebaliknya berlaku pula saat kita berpikir negatif. Oleh sebab itu dalam bukunya yang berjudul The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz menekankan agar setiap menjelang pagi usahakan kita bangun dengan pikiran-pikiran yang baik. 


Berikut beberapa hal yang disarankan oleh Dr. Murphy untuk memanfaatkan pikiran secara maksimal;


1) Pikirkan hal-hal yang baik

Anda bisa memikirkan momen saat liburan bersama keluarga, atau sesuatu yang ingin Anda kerjakan. Dengan begitu hal baik akan mengikuti Anda. 


2) Pikiran bawah sadar Anda tidak berargumentasi dengan Anda

Ia menerima apa yang diputuskan oleh pikiran sadar Anda. Jadi, pililah gagasan yang lebih baik, dan putuskan. Berusahalah menghindari hal yang dapat memicu ide negatif seperti masa lalu yang kurang menyenangkan atau perlakuan teman (keluaga) yang tidak mengenakan, dan mulailah belajar berperasangka dan berpikir baik. 


3) Anda memiliki kekuatan untuk memilih

Untuk itu pilihlah kesehatan juga kebahagiaan. Jangan justru memilih hal yang merugikan dan membuat Anda tidak nyaman. Akan merugikan sekali kan jika kita menghabiskan waktu, energi, dan emosi untuk sesuatu yang sia-sia? Pada poin ketiga ini kita mesti belajar pandai dalam memilih dan memutuskan yang terbaik untuk diri.

 

4) Pikiran sadar Anda adalah "penjaga di pintu gerbang" 

Jadi pikiran sadar Anda yang berperan untuk melindungi pikiran bawah sadar Anda dari pengaruh atau kesan yang salah. Sebagai penjaga di pintu gerbang sudah semestinya untuk mulai mengelola atau memilah dan memilih ide-ide yang baik atau tidak. 


5) Saran dan pernyataan dari orang lain tidak memiliki kekuasaan untuk menyakiti Anda

Satu-satunya kekuasaan adalah gerakan dari pemikiran Anda sendiri. Jadi belajarlah untuk tidak terlalu memikirkan pernyataan dan penilaian orang lain. Sebab yang dikatakan orang lain mengenai diri Anda belum sepenuhnya benar atau bahkan tidak benar sama sekali.

 

6) Pikiran Anda tidak jahat

 Hanya bergantung pada bagaimana Anda menggunakan kekuatan sifat dasar pikiran. Saat Anda bisa bersikap bijak pada pikiran Anda sendiri maka saat itu Anda akan menemukan banyak keajaiban. 



SELAMAT MEMANFAATKAN PIKIRAN!