Label

Label

Tampilkan postingan dengan label Tulisan bebas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tulisan bebas. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2020

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates

View Article

Saringan Tiga Lapis Ala Socrates


 Yups! Kali ini kita akan belajar tentang Saringan Tiga Lapis Ala Socrates. Artikel ini untuk mempertajam sikap kritis kita dalam menerima informasi atau berita. Agar tidak lagi termakan kabar bohong, lebih-lebih di masa pandemi ini. 


Orang mencari kebenaran

Dan lebih daripada itu, menjadi makhluk sosial yang dikenal sebagai individu yang menyenangkan juga bisa diusahakan dengan mempelajari dan mempraktikkan teori Socrates ini lho! Kok bisa? 


Sekadar informasi, kebanyakan orang awam membicarakan kejelekan orang lain tanpa tahu benar apa yang sebenarnya terjadi. Nah, bagaimana mau disukai rekan, tetangga, dan kerabat jika suka ngegosip! Kebenarannya juga gak jelas. Fix! Pekerjaan unfaedah


Agar, terhindar dari perbuatan yang sia-sia maka kita perlu tahu cara untuk mengantisipasi. Ibarat pepatah, sedia payung sebelum hujan. Hehe


Kembali pada fokus utama, mungkin bagi kalian yang suka filsafat kisah ini tidak lagi asing ya. Jadi, suatu hari Socrates, seorang filsuf yang masyhur karena pengetahuan dan kebijaksanaannya yang tinggi, bertemu dengan seorang pria. 


Pria tersebut hendak menceritakan kabar yang ia peroleh mengenai teman Socrates tersebut. Namun Socrates yang bijaksana menahan pria tersebut untuk langsung bercerita dan meminta sedikit waktu untuk memberikan tiga ujian kepada pria tersebut. 


"Apa itu?" Tanya si pria penasaran. "Ujian tiga saringan" jawab filsuf itu bijak. "Baiklah, katakan, apa saja?" lanjut si pria. 


1. KEBENARAN


"Apakah kabar yang Anda bawa untuk Saya sudah pasti benar?" kata Socrates mengajukan pertanyaan pertama. Namun, pria tersebut mengaku bahwa ia baru mendapat berita tersebut dan tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya. 


"Baiklah, mungkin Anda bisa melalui ujian saringan yang kedua, jika tidak bisa pada ujian saringan pertama," ucap Socrates pada si pria. Dan pria tersebut setuju pada apa yang dikatakan filsuf di hadapannya. 


Ingat, sebelum membagikan informasi pastikan dulu valid tidaknya informasi


2. KEBAIKAN


"Apakah kabar yang hendak Anda katakan kepada Saya adalah baik?" lanjut Socrates. Namun jawaban pria tersebut juga tidak memuaskan sama sekali. 


Kabar yang hendak disampaikan pada Socrates justru mengenai keburukan temannya dan itu tidak valid. Akan tetapi meskipun begitu, Socrates dengan sabar tetap melanjutkan ujian tiga saringan yang diajukan kepada pria pembawa berita tersebut. 


Lakukan cek & ricek. Apa substansi informasinya, good or bad


3. KEGUNAAN


"Apakah kabar mengenai teman Saya yang ingin Anda sampaikan pada saya itu berguna untuk Saya?" Pertanyaan terakhir untuk si pria pun disampaikan. 


"Sebenarnya berita ini sungguh tidak mendatangkan manfaat untukmu," jawab pria itu. 


Kemudian Socrates menyimpulkan, "kalau begitu jika apa yang ingin Anda sampaikan kepada Saya tidak benar, tidak pula baik, bahkan tidak berguna buat Saya. Kenapa Anda ingin menceritakannya kepada Saya?"


Sebaiknya jangan buang waktu dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna


Nah sobat Ruang Baca, bagaimana? Apa kalian tertarik mencoba Saringan Tiga Lapis Ala Socrates? Sekali-kali gakpapa dong hidup ala filsuf gitu, hihi... 


Ya sudah dulu, author masih ada Kelas Puisi Online. Sampai jumpa lagi. Bye bye... 


Baca juga: Pentingnya Jurnalisme


 

Minggu, 18 Oktober 2020

Hindari Lima Hal Ketika Bergurau

Hindari Lima Hal Ketika Bergurau

View Article

Baru-baru ini seorang teman bercerita tentang pengalaman tidak nyaman yang menimpa dirinya. Dia bercerita panjang tentang kemarahannya terhadap teman-tamannya yang bergurau diluar batas. 


Menurut keterangannya peristiwa tersebut dia ketahui setelah mendapat pesan dari salah satu kerabatnya. Yang kemudian keterangan lebih jelas dia peroleh dari temannya yang lain.


Nah! Agar sahabat Ruang Baca bisa Bijak dalam bergurau dengan orang lain sebaiknya Hindari Gurauan yang Berkenaan dengan Lima Hal berikut;


1. Nama Baik Seseorang


Ilustrasi orang diskusi


Jika sedikit saja kita memperhatikan perguliran kasus yang menimpa seorang terdakwa hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, sebagian gugatan yang dilayangkan oleh pendakwa kepada hukum adalah perihal pencemaran nama baik. 


Betapa rentannya kasus ini, salah bicara sedikit saja bisa menjebloskan kita ke dalam penjara. Kenapa kita mesti menjaga nama baik orang lain? Coba kita posisikan diri kita sebagai korban pencemaran nama baik. Apa yang akan kita lakukan? Diam saat sebenarnya nama baik kita dipermainkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab?


Kadang-kadang, beberapa orang suka bergurau, dan itu wajar. Akan tetapi akan berbahaya jika bergurau dengan berlebihan. Bukankah setiap kita berpuasa selama sebulan dalam rentang waktu setahun? 


Seharusnya kita mengerti bahwa di dalam puasa atau pekerjaan apa pun itu, substansi yang terpenting adalah kesadaran tentang batas. Bahkan saat ini, komedian saja sangat berhati-hati dalam memilih bahan gurauan, nah kita yang bukan siapa-siapa, kenapa justru malah terkesan abai? 


Kamis, 15 Oktober 2020

Pentingnya jurnalisme

Pentingnya jurnalisme

View Article


Pentingnya Jurnalisme

 

Situasi negara saat ini memicu pertanyaan bagaimana masa depan negara dan bangsa Indonesia? Kebijakan yang diputuskan para atasan justru mengundang kontradiksi, demonstrasi, dan ketidakpercayaan rakyat. 


Pentingnya jurnalisme


Mirisnya ada oknom-oknom tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi yang terjadi. Penyampaian aspirasi yang awalnya berlangsung damai menjadi ricuh bahkan sampai terjadi tindakan anarkis yang meresahkan rakyat dan merugikan negara. 


Praktik yang biasa digunakan untuk membuat kekacauan oleh pihak yang berkepentingan adalah dengan menyebarkan berita bohong (hoax). Ibarat api, berita bohong bisa merambat dalam waktu yang singkat dan cepat. Sebegitu bahayanya ya sahabat Ruangbaca. 


Maka tidak berlebihan apabila orang yang terbukti telah menyebarkan berita bohong akan disanksi oleh negara. Sebab dampaknya sangat meresahkan dan berpotensi mengacaukan persatuan yang ditanam oleh para founding father kita ya. Selebihnya bisa dicari di artikel artikel website sebelah deh! Soalnya penulis tidak berniat membahas ini. Penasaran? Joom, simak! 


Untuk apa jurnalisme? 


Tujuan utama dari jurnalisme adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri. Maksudnya gimana nih kak?


 Biar mudah dipahami penulis kasih gambaran kecil dah. Begini, manusia tidak tahu apa yang berada di balik gunung, atau warga tidak tahu besok, lusa atau kapan pun itu akan terjadi bencana baik tsunami, banjir, gempa bumi, atau longsor. Dengan ketidaktahuan tersebut bagaimana manusia akan hidup tenang, sedangkan bencana bisa datang kapan saja? Oleh karena itu manusia butuh informasi. 


Lalu kenapa manusia membutuhkan berita? 


Ya karena adanya naluri dasar atau biasa disebut naluri kesadaran. Maksudnya mereka sadar keadaan yang tidak pasti dan ancaman-ancaman bahaya dari luar itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu, mereka butuh informasi untuk mempersiapkan diri apabila suatu waktu bahaya datang mengancam. 


Maka akan sangat krudensial apabila jurnalistik mengabaikan validitas berita. Sayangnya, adanya ponsel pintar dan sosial media yang bisa diakses oleh umum mempermudah oknom-oknom untuk menyebarkan berita bohong. Kenyataan ini mau tidak mau sudah menjamur dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara meredamnya? 


Pertama, harus ada sikap skeptis. Tidak mudah menerima informasi atau berita yang beredar. Ini penting untuk dipraktikkan oleh setiap individu, mengingat intensitas dan mudahnya penggunaan sosial media. 


Kedua, harus pandai dalam memanfaatkan media. Jangan sampai yang kita lakukan justru merugikan diri dan khalayak umum. Terkahir, harus pandai memilah dan memilih berita. Jadi jika mendapat berita pastikan dulu kebenarannya. Jangan asal bagi-bagi. 


Untuk sementara itu dulu ya, kita lanjutkan nanti dalam pembahasan selanjutnya. 


Selamat Mencoba! 


Tuhan Maha Baik

Tuhan Maha Baik

View Article

Tuhan Maha Baik


Never regret a day in your life, good days give happyness, bad days give experiences, worst day give lessons and best day give memories. (Anonymous) 

Ehemmm... pembukanya lumayan erotis ya, tapi tepat sasaran. Sobat madam sendiri bagaiman hari yang sedang kalian jalani? Menyenangkan atau justru sangat menyebalkan? Wah.. wah... have a nice day and stay be healthy. 

Kalau penulis mah percaya aja bahwa setiap hari itu baik, tapi kejadiannya? Tunggu dulu, harus ditilik dari beberapa sudut pandang sebelum menyimpulkan. 

Betewe, apabila diterjemahkan kedalam bahasa kita (Indonesia) kalimat di atas kira-kira hendak menyampaikan bahwa kita tidak perlu meneyesali hari yang kita lalui, sebab hari yang baik akan memberi kebahagiaan dan hari yang tidak baik (buruk) akan memberikan pengalaman.

 Sobat madam tidak perlu tersinggung ya, sebab yang penulis lakukan bukan karena meragukan nilai kalian dalam materi Bahasa Inggris. Hanya untuk mempertegas pesan. 

Kutipan di awal paragraf tidak untuk membuktikan siapa yang pandai menerjemah, melainkan sebagai gambaran umum dari apa yang akan diulas dalam artikel ini. Apa itu? Sabar, sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya untuk memastikan bahwa tidak ada yang akan menggangu konsentrasi. Lapar misalnya! So, pastikan sobat madam sudah makan siang! Sudah yakin mau lanjut? Oke, join! 

Bagini, saat masalah datang silih berganti atau bahkan terjadi tumpang tindih, perasaan apa yang bakal muncul sebagai headline dalam keseharian kita? Mulai dari masalah dengan orang tua, masalah asmara, keuangan, tagihan listrik, hingga yang paling sepele seperti kuota habis di tengah bulan. Hehe

Hayo, apa yang kalian rasakan dalam kategori keadaan yang tidak berpihak? Asumsi penulis, berdasar pengalaman pribadi, dan realita yang terjadi di lingkungan sekitar, perasaan yang menyergap pertama kali adalah rasa sedih dan kecewa. Lebih lanjut biasanya akan mengeluh, berandai-andai, bahkan merasa terpuruk. 

Kadang-kadang hati kecil bertanya mengapa Tuhan memberikan ujian di luar kemampuan. Akan tetapi, jangan sampai meragukan Kasih Sayang Tuhan. Sebaiknya tepis prasangka yang demikian. 

Demi apa kak? Demi apa pun jangan meragukan kebaikan Tuhan. Kenapa? Karena Tuhan Maha Baik, dan karena dzat-Nya tersebut mustahil bagi Tuhan untuk menciptakan keburukan dengan murni. Dengan kata lain keburukan yang menimpa kita tidak benar-benar buruk. Sekalipun kesannya memang tidak baik. Buktinya? Kembali ke paragraf pertama dari artikel ini.
 
Benar, sebagaimana iklan sebuah prodak di televisi dengan slogan "meski kecil, sampah ya sampah" begitu pula dengan kecelakaan, musibah, atau bad days. Kecelakaan ya tetap kecelakaan. Dan ini tidak bisa dipungkiri. 

Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak jarang Tuhan melakukan penyelamatan, menjanjikan rahasia, dan medatangkan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. Dari kejadian yang seolah-olah bernama musibah atau kecelakaan. 

Contoh, seorang pengusaha internasional berniat menghabiskan hari libur bersama dengan keluarganya di luar kota, namun rencana tersebut gagal karena pesawat yang akan ditumpangi sudah lepas landas lima menit sebelumnya. Tidak terbayang betapa menyesal dirinya yang bangun kesiangan sampai harus terlambat dan berujung mengecewakan. Belum soal tiket yang hangus dan anak-anak yang sampai bela-belain tidak masuk sekolah. Duh... betapa mengecewakan. 

Namun setiba di rumah mendadak salah satu stasiun televisi melaporkan kabar pesawat yang akan ditumpanginya hilang kendali dan jatuh. Apa yang terjadi? Sobat madam pasti bisa menyimpulkannya sendiri. Coba bayangkan, betapa besar nilai waktu lima menit bagi pengusaha tersebut. Siapa yang menyangka bahwa keterlambatan yang dialami adalah sebuah penyelamatan dari sebuah kecelakaan pesawat? Hehe... 

Selamat berkontemplasi! 

Hal-hal yang Mempengaruhi Model Nasib Manusia

Hal-hal yang Mempengaruhi Model Nasib Manusia

View Article


Hal-hal yang Mempengaruhi Model Nasib Manusia


Hal-Hal yang Mempengaruhi Model Nasib



Pernah mengalami keadaan yang terjadi secara tidak terduga? Atau pernah mendengar dan melihat seseorang mengalaminya? Tentu saja. 

Sebut saja kebetulan. Jika mau jujur, ada begitu banyak kebetulan yang terjadi dalam hidup kita. Misalnya, kebetulan bertemu dengan kawan lama di tempat wisata, atau kebetulan memakai kostum berwarna serupa. 

Nah... untuk perumpamaan yang kedua tidak sedikit yang mengatakan bahwa itu pertanda jodoh, hehe... 

Tapi kalian tau gak sih apa itu kebetulan? Let's go, kali ini penulis akan membahasnya lebih terperinci. Lumayan untuk mengisi waktu luang, setelah seharian berkutat dengan pekerjaan dan rutinitas. 

Yuk, masuk ke pembahasan! 

Sobat madam, istilah kebetulan dalam bahasa Inggris adalah accidently. Yaitu sesuatu yang terjadi karena suatu kecelakaan. Baik itu kebetulan yang menyenangkan atau tidak sama sekali. 

Mengenai ekspresi yang ditimbulkan tergantung kebetulan yang dialami yaa. Jika yang terjadi menyenangkan tentu yang bersangkutan akan mengekspresikan wajah senang, bahkan hingga menunjukkan perasaanya ke dalam tindakan yang positif. 

Sebaliknya jika kebetulan yang menimpa kurang baik biasanya yang muncul adalah ekspresi kecewa, mengeluh, dan menyesal atas hal yang telah diputuskan. 

Tapi benarkah kebetulan itu murni suatu kecelakaan? Tidak ya sobat. 

Benar, kita tidak menyengajainya, namun Tuhan-lah yang sengaja menciptakannya. Untuk apa? Tentu untuk kebaikan kita. Dalam kehidupan ini ada beberapa hal yang terjadi di luar akal seperti kebetulan yang pada akhirnya harus kita terima sebagai sebuah kebenaran. 

Dan kejadian-kejadian yang tidak terduga tersebut, tidak murni sebagai kebetulan melainkan memang sudah direncanakan oleh Tuhan, sebaik-baik Pembuat rencana. 

Lebih dari itu, dalam dogma atau ajaran Islam telah dijelaskan bahwa Tuhan selalu menyediakan penyebab-penyebab untuk rencanya-Nya. Itu artinya, segala yang terjadi sesuai rencana-Nya. Tidak ada yang namanya kebetulan. Istilah kebetulan yang biasa kita temui hanya bahasa dan budaya komunikasi kita (manusia). 

Mengutip pendapat salah seorang esais, Emha Ainun Nadjib, ternyata Tuhan menyengajakan model nasib manusia tergantung pada dua hal lho. 

Pertama, pada hak mutlak Tuhan untuk menentukan apa saja ya. Dan sebagai makhluk, kita tentu hanya kuasa memintanya melalui doa. Kedua, pada kualitas dan moral pergaulan kita terhadap Tuhan.

Nah, pertanyaannya sekarang, sudah seberapa baik kualitas dan moral kita kepada Tuhan? 

Syutt, jawab di hati masing-masing. Kita koreksi, lalu perbaiki kekurangan dan pertahankan yang sudah baik. Semoga sahabat Ruangbaca bisa menangkap pesan ini dengan benar. 


Bravo! 

Kewajiban Manusia Itu...

Kewajiban Manusia Itu...

View Article


Kewajiban Manusia Itu...


Kewajiban Manusia


Hai, apa kabar nih sahabat Ruangbaca? Stay positif ya... dan jangan lupa pesan ibu. Mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. 


Ups! Untuk yang terakhir tidak berlaku dalam intensitas kunjungan sahabat Ruangbaca, sebab di sini kita akan update pengetahuan bersama... oke, mari simak di sini. 


Oh iya, postingan kali ini khusus untuk mengulas yang berkaitan erat dengan penciptaan kita, "Kewajiban Manusia" akan tetapi sebelumnya kita akan mengingat ulang mengenai AI, karena ini berkaitan dengan eksistensi manusia. 


Sobat madam masih ingat soal AI nggak? Atau Artificial Intelligence. Fakta ini pernah berada di puncaknya ya. Sebenarnya artikel ini tidak untuk membahas AI melainkan manusia, akan tetapi sebagai pengantar mungkin perlu dikupas sedikit. 


Nah, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. 


Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein kecerdasan buatan adalah “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. Umumnya sistem seperti ini berupa komputer. 


Lho kok bisa kak? Bagaimana caranya? Menurut beberapa artikel, kecerdasan tersebut diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin atau komputer supaya dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh manusia. Ada beberapa bidang yang menggunakan kecerdasan buatan ini, di antaranya sistem pakar, games, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika. 


Wah, akan seperti apa nasib manusia setelah lahir banyak penemuan dalam bidang rekayasa AI, yang bisa melakukan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan cepet. Pasti manusia akan tergantikan oleh robot-robot itu. 


Itu sebatas asumsi dan atau kekhawatiran terhadap beberapa kemungkinan yang terjadi di masa depan. Tapi tenang dulu sobat madam. Pakar robotika menciptakan artificial intelegensi bukan untuk menggantikan posisi manusia, melainkan hanya untuk membantu pekerjaan manusia. Lebih-lebih dalam tujuan penciptaan manusia, beserta kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi. Jadi manusia akan tetap menjadi makhluk yang sempurna dengan akalnya. 


Ngomong-ngomong, apa sih kewajiban kita sebagai manusia? Soalnya ada yang bilang bahwa lelaki dan perempuan sejati ialah manusia yang sebenarnya. Orang yang sungguh-sungguh manusia, sebagaimana ia diciptakan untuk menjadi manusia sejak semula. Oleh karena itu penting itu mengetahui kewajiban manusia di tengah keadaan yang carut marut ini. Joom!! 


Yang pertama, kewajiban manusia adalah menegakkan kalimat Tuhan. Dalam hal ini, kita harus memperhatikan cara untuk meneggakkannya, Sebab sesuatu yang baik tidak akan berakhir baik, jika ditempuh dengan cara yang tidak baik. Jangan sampai meninggalkan kesan buruk pada sebuah dogma karena sikap tidak bijak. Perumpamaan nya seperti ini, menyuguhi tamu adalah kebaikan namun akan menjadi tidak baik apabila kopi yang disuguhkan disiramkan ke wajah tamu. 


Selanjutnya, membangun masyarakat yang baik dan benar. Ini rada-rada berat ya, mengingat perguliran zaman dan keberlangsungan gaya hidup manusia yang semakin tidak terkendali. Studi kasus membuktikan mayoritas yang sedikit akan terpengaruh yang lebih banyak. Namun itu bukan berarti tidak mungkin lho sobat madam. Bagaimana supaya bisa membangun masyarakat yang baik dan benar? Kalau dalam bahasa Arab ada istilah ibda' binafsik! Artinya adalah dimulai dari diri sendiri. Jadi kuncinya berangkat dari pribadi masing-masing individu. 


Salah satu manusia nomor satu di Indonesia pun menyatakan bahwa untuk membangun negara yang baik harus berangkat dari keluarga yang baik. Hal yang sama juga diakui oleh Yahudi lho sob. Oleh karena itu orang Yahudi sangat berhati-hati dalam memilih pondasi untuk membangun sebuah keluarga. Lebih spesifik? Perubahan besar dimulai dari hal kecil. So, mari bangun masyarakat yang baik dan benar dari diri sendiri dulu.